HMI ORNGANISASI PENGKADERAN DAN PERJUANGAN
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sebuah organisasi kader yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 5 Februari 1947 oleh Lafran Fane, bersama dengan Kartono, Dahlan, Husein, dan Maisaroh Hilal, yang bertepatan 14 Rabiul Awal 1427, semuanya mahasiswa Sekolah Tinggi Islam (STI) yang sekarang bernama Universitas Islam Indonesia (UII), akhirnya menyelenggarakan sebuah pertemuan untuk membicarakan bagaimana seharusnya menghadapi tantangan zaman dan menyusun pedoman sebagai pengatur daya cita para intelektual muda, ketika itu keadaaan politik Indonesia masih ditandai kuatnya haegomoni penjajah belanda, oleh karena kerap tejadi perang yang melibatkan kader-kader (HMI), melakukan perang dalam upaya semangat berjuang bersemama rakyat melawan penjajah, maka revolusi memakan korban jiwa, harta, untuk memenangkan kemerdekaan nasional dari kekuasaan belanda, maka ini semua menjadi kesadaran kolektif rasa penjajahan yang harus di hapuskan, maka dalam pernyataan resminya bahwa sebuah organisasi untuk mahasiswa muslim telah didirikan dan bernama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), maka (HMI) didirikan dengan maksud sebuah aksi kesadaran intelektual kaum muda dan kepedulian terhadap rakyat yang telah dilanda berbagai kesulitan pada saat penjajahan, namun beberapa alasan yang telah mendorong lahirnya (HMI), diantaranya adalah bangsa Indonesia yang telah mengalami penjajahan revolusi, ekonomi, politik, serta sekulerisme pada saat itu. maka dari itu (HMI), merupakan organisasi perkaderan yang bertujuan melahirkan kader-kader intelektual muda.
Organisasi (HMI), organisasi yang sifatnya independent yang mencetak kader yang berkualitas, yang mampu berpikir kritis, kreatif, serta proaktif terhadap fenomena yang telah melanda masyarakat indonesia, (HMI), bukanlah organisasi underbow partai politik melainkan organisasi kader yang mentranformasikan keilmuan, kemahasiswaan, keislaman, dan keindonesiaan. dimana rasionalitas dasar nilai, basic value keislaman pada level utama dalam melakukan perjuangan, maka harus memiliki konsekuensi logis maka setiap kader (HMI), diwajibkan memiliki tingkat rasa yang tinggi, sense of crisis dan pemikiran yang berpihak terhadap kaum mustad afin, maka rasa memiliki secara lahir dan psikologis terhadap berbagai perjuangan melalui proses pengalaman intelektual, (intelektual exercise), pembelajaran diri baik secara kolektif kolegial yang menjadi kebutuhan institusi, maupun individual sebagai seorang kader di manapun dituntut secara dasar nilai, basic value keislaman melakukan transformmasi hijrah.
(HMI), bukanlah organisasi pergerakan yang radikal/anarkis melainkan progressif dalam upaya melakukan tranformasi intelektual kemahasiswaan, keislaman, dan keindonesiaan. Maka dengan ini merupakan sebuah organisasi perkaderan yang menekankan pada kekuatan intelektual dan aksi gradual. Maka karna itu (HMI), melakukan upaya aksi konseptual yang bepihak terhadap kaum mustad afin.
Kebijakan umum tersebut merupakan untuk memerankan kembali (HMI), secara optimal dengan menempatkan dirinya sebagai control moral, Moral Force dan control social, Soccial Control, guna mempercepat terwujudnya tatanan masyarakat baru yang bermartabat dengan ditopang oleh aksi solidaritas dan rasa memiliki terhadap perjalan bangsa ini.
Menurut Dr. Yusuf Qordhowi, para intelektual dan para founding father, pelopor ummat melakukan langkah-langkah setrategis untuk kepentingan islam sebagai titik sentral dasar nilai, basic value, kebangkitan intelektual muda yang direfresentasikan oleh mahasiswa, yang terbina dengan nilai islam adalah merupakan pilar yang sangat dibutuhkan. maka (HMI), yang merupakan organisasi pengkaderan intelektual merupakan control social dan moral setiap langkah bangsa menuju perubahan. (HMI), sebagai sebuah organisasi pengkaderan yang membentuk msyarakat intelektual insan akademis, yang menekan pada kekuatan intelektual,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar